"kita harus memprioritaskan diri kita sendiri dibanding apapun"oke, itu cuma ada di film dengan karakter kaya (raya). Sudah kuputuskan. Sepertinya aku harus puas dan mengalah dengan apa yang dibisikan sisi terang. Aku harus bisa memprioritaskan kebutuhan aku disini. Hm, oke. Siapakah manusia yang beruntung untuk menjadi room mate ku kali ini? Semoga dia tidak mengusik kesendirianku.
Jumat, 20 Juli 2018
Room Mate
Sekarang ke-egois-an ku mulai menghasut. Beberapa hari yang lalu aku dengan kesadaran composmentis berikrar (pada diri sendiri) untuk meminimalisasi pengeluaranku di perantauan, yaitu dengan mencari room mate #niatnya supaya biaya sewa kosan tidak terlalu mahal.
Tapi hari ini keyakinan aku mulai goyah oleh bisikan-bisikan jahat. Aku pengen punya kamar sendiri!
Aku gak bisa membiarkan orang asing masuk ke area pribadi aku begitu aja.
Aku mau kamarku adalah milikku (sendiri). Aku bisa menentukan seperti apa dan kapan aku harus melakukan aktivitasku di kamar.
Tetap aja satu sisi terang dalam diri aku terus membisikan hal yang berlawanan. Kalau aku terus ingin tinggal sendiri aku bisa-bisa malas karena kebanyakan tidur. atau aku bisa kurus karena jarang makan akibat malas keluar kamar. Dan yang paling penting aku akan sangat membebani donaturku.
padahal baru aja aku nonton film.
Rabu, 18 Juli 2018
Kimia Hal.29
...
" ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka ....'" (Alexander G.Bell)
_kimia hal.29_
Danau itu kini mulai kering
Ternyata benar,
hidup tanpa paparan suplemen ruhani membuat jiwa manusia menjadi kering.
Aku benar-benar rindu masa bersama mereka.
Sahabat taat yang hanya dengan melihat mereka, sudah mampu meluruskan jalanku yang sering berbelok.
Dimana lagi kudapati kalian disaat aku tersesat sendiri? Aku takut jika mulai melupakan rasa sepi tanpa ketaatan.
Masa Perantauan
Di usia yang tidak lagi muda aku memutuskan untuk menjadi anak rantau.
Sebenarnya itu bukan keputusan pertama yang aku buat. Sebelumnya aku pernah memutuskan untuk merantau di usia yang lebih muda. Tapi waktu itu ternyata belum saatnya aku merasakan dunia yang warna warni ini.
Dulu aku sempat menolak ikhlas karena tidak diterima di salah satu universitas ternama di Pulau Jawa. Aku sempat berprasangka kalau orangtuaku (khususnya ibu) memang tidak sepenuh hati merelakan aku pergi merantau. Itulah kenapa meskipun aku sudah berusaha belajar dan berdoa,aku masih gagal. Apa yang dimohonkan ibuku berbeda dengan apa yang aku minta kepada Tuhan.
Pantas saja! Bukankah sudah jelas, Tuhan lebih memilih doa ibuku dibanding doaku sendiri?
Lalu, setelah 5 tahun berlalu, keasadaranku sungguh amat sangat telat. Aku baru sadar 7 hari yang lalu. Aku bener-bener salah karena udah punya pikiran yang sangat buruk ke ibu aku sendiri atas takdir yang Tuhan kasih. Sekarang aku merasakan hidup di perantauan, hmm..ternyata tidak seindah apa yang dulu aku bayangkan.
Apalagi di usia yang masih sangat muda, pasti aku lebih sulit melalui hidupku seandainya dulu aku diterima di universitas tersebut.
Maafin aku ya, Bu. Aku dulu terlalu naif untuk mengakui kelemahan diri sendiri.
Doakan aku segera menyelesaikan studi dengan baik supaya bisa pulang ke rumah, ternyata aku lebih suka di dekat kalian :(
Selasa, 17 Juli 2018
Long Time No See
Setelah 8 tahun akhirnya aku nulis lagi,Ra.
Waktu yang cukup lama untuk menertawai kebodohan aku dimasa lalu.
Semua tulisan aku dulu di blog ini akhirnya aku delete.
Kamu apa kabarnya, Ra?
Pada akhirnya kelahiran blog ini kembali semata-mata untuk menyapa kamu, ya.
Tenang aja.
Aku gak akan minta kamu untuk baca tulisan ini. Ataupun kalo-ternyata-akhirnya-tanpa sengaja, kamu menemukan tuisan ini, kamu gak perlu repot-repot memikirkannya.
Tulisan ini murni untuk diri aku sendiri.
Walaupun sedikit aneh, nyatanya aku nulis ini untuk dipublikasi di dunia maya.
Aku harap kamu baik-baik aja, Ra.
Aku sekarang sudah lebih "tua" dari awal kita ketemu dulu.
Delapan tahun, Ra! ha.
Nggak tau deh, kamu udah jadi apa sekarang? kamu dimana? apa udah kerja??
Aku terdampar di salah satu kota di Indonesia, Ra.
Kalau memang dunia ini sempit, mungkin kita masih akan bertemu lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)