Rabu, 18 Juli 2018
Masa Perantauan
Di usia yang tidak lagi muda aku memutuskan untuk menjadi anak rantau.
Sebenarnya itu bukan keputusan pertama yang aku buat. Sebelumnya aku pernah memutuskan untuk merantau di usia yang lebih muda. Tapi waktu itu ternyata belum saatnya aku merasakan dunia yang warna warni ini.
Dulu aku sempat menolak ikhlas karena tidak diterima di salah satu universitas ternama di Pulau Jawa. Aku sempat berprasangka kalau orangtuaku (khususnya ibu) memang tidak sepenuh hati merelakan aku pergi merantau. Itulah kenapa meskipun aku sudah berusaha belajar dan berdoa,aku masih gagal. Apa yang dimohonkan ibuku berbeda dengan apa yang aku minta kepada Tuhan.
Pantas saja! Bukankah sudah jelas, Tuhan lebih memilih doa ibuku dibanding doaku sendiri?
Lalu, setelah 5 tahun berlalu, keasadaranku sungguh amat sangat telat. Aku baru sadar 7 hari yang lalu. Aku bener-bener salah karena udah punya pikiran yang sangat buruk ke ibu aku sendiri atas takdir yang Tuhan kasih. Sekarang aku merasakan hidup di perantauan, hmm..ternyata tidak seindah apa yang dulu aku bayangkan.
Apalagi di usia yang masih sangat muda, pasti aku lebih sulit melalui hidupku seandainya dulu aku diterima di universitas tersebut.
Maafin aku ya, Bu. Aku dulu terlalu naif untuk mengakui kelemahan diri sendiri.
Doakan aku segera menyelesaikan studi dengan baik supaya bisa pulang ke rumah, ternyata aku lebih suka di dekat kalian :(
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar